EBP Perbandingan pemberian kompres hangat dengan tapid sponge pada pasien anak dengan demam

BAB I
PENDAHULUAN

Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus (Sodikin, 2012).Sebagian besar demam pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus.Penyakit – penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang sistem tubuh.Selain itu demam mungkin berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Sodikin, 2012).Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh Dunia mencapai 16 – 33 juta dengan 500 – 600 ribu kematian tiap tahunnya (Setyowati, 2013). Data kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik di Brazil terdapat sekitar 19% sampai 30% anak diperiksa karena menderita demam. Penelitian oleh Jalil, Jumah, dan Al-Baghli (2007), di Kuwait menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia tiga bulan sampai 36 bulan mengalami serangan demam rata-rata enam kali pertahunnya (Setiawati, 2009).

Di Indonesia penderita demam sebanyak 465 (91.0%) dari 511 ibu yang memakai perabaan untuk menilai demam pada anak mereka sedangkan sisanya 23,1 saja menggunakan thermometer (Setyowati, 2013). Data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2013 menyebutkan bahwa demam pada anak usia 1- 14 tahun mencapai 4.074 anak dengan klasifikasi 1.837 anak pada usia 1-4 tahun, 1.192 anak pada usia 5-9 tahun dan 1.045 anak pada usia 10-14 tahun. Penyakit terbanyak dengan gejala awal demam di ruang Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek pada tahun 2014 yaitu Bronkopneumonia, Demam Typhoid dan DHF. Anak yang menderita demam dengan penyakit Bronkopneumonia mencapai 442 anak, Demam Typhoid mencapai 279 anak dan DHF mencapai 46 anak.

Demam pada anak dibutuhkan perlakuan dan penanganan tersendiri yang berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini dikarenakan, apabila tindakan dalam mengatasi demam tidak tepat dan lambat maka akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu. Demam dapat membahayakan keselamatan anak jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan menimbulkan komplikasi lain seperti, hipertermi, kejang dan penurunan kesadaran (Maharani, 2011). Demam yang mencapai suhu 41°C angka kematiannya mencapai 17%, dan pada suhu 43°C akan koma dengan kematian 70%, dan pada suhu 45°C akan meninggal dalam beberapa jam (Said, 2014).

Penanganan terhadap demam dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan non farmakologis maupun kombinasi keduanya. Tindakan farmakologis yaitu memberikan obat antipiretik.Sedangkan tindakan non farmakologis yaitu tindakan tambahan dalam menurunkan panas setelah pemberian obat antipiretik.Tindakan non farmakologis terhadap penurunan panas seperti memberikan minuman yang banyak, ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal, menggunakan pakaian yang tidak tebal, dan memberikan kompres (Kania, 2007).

An.K didiagnosa dokter dengan diagnose medis : Kejang demam Sederhanadan bronkopneumonia. Pada saat dikaji ditemukan hasil kesadaran composmentis, GCS 15 E4 M6 V5, akral hangat, mukosa bibir kering, suhu tubuh 38,2o C, Nadi 115 x/mnt, terpasang nasal canul 1 lpm.


BAB II
ANALISIS JURNAL

Aryanti wardiyah, Setiawati dan Dwi Setiawan (2015), melakukan penelitian perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan tepidsponge terhadap penurunan suhu tubuh anak yang mengalami demam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan menggunakan desain penelitian adalah quasieksperiment dengan rancangan penelitian pre test and post test designs with two comparison treatments. rancangan penelitian ini,kedua kelompok diberikan perlakuan dan peneliti mengukur suhu tubuh sebelum pemberian perlakuan (pre test), dan setelah pemberian perlakuan (post test).

Penelitian ini dilaksanakan di ruang alamanda rsud dr. h. abdul moeloek provinsi lampung, mulai tanggal 07 april sampai 07 mei 2015. populasi adalah semua anak yang mengalami demam dengan penyakit bronkopneumonia, demam typhoid, dan dhf dari bulan november sampai desember yang dirawat di ruang alamanda berjumlah 185 anak. pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 30 orang terdiri dari 15 orang sebagai kelompok kompres hangat dan 15 orang sebagai kelompok tepid sponge.

Pemberian kompres hangat memberikan reaksi fisiologis berupa vasodilatasi dari pembuluh darah besar dan meningkatkan evaporasi panas dari pemukaan kulit.Hipotalamus anterior memberikan sinyal kepada kelenjar keringat untuk melepaskan keringat melalui saluran kecil pada permukaan kulit. Keringat akan mengalami evaporasi, sehingga akan terjadi penurunan suhu tubuh (Potter & Perry, 2010)

Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2008) di RSUD dr. Moewardi Surakarta tentang pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh pada pasien anak hipertermia,didapatkan hasil p value = 0,001 yang artinya ada pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh pasien anak hipertermi.
Berdasarkan analisa peneliti yang diperkuat oleh penelitian terkait dapat disimpulkan bahwa pemberian kompres hangat dapat menurunkan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam. Kompres hangat pada area tubuh akan memberikan sinyal ke hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas di hipotalamus dirangsang, sistem afektor mengeluarkan sinyal untuk memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer.Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak, di bawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi.Vasodilatasi ini yang menyebabkan pembuangan atau kehilangan panas melalui kulit meningkat sehingga terjadi penurunan suhu tubuh.


BAB III
PEMBAHASAN

Pemberian tindakan kompres hangat dan tepid sponge digunakan sebagai salah satu teknik non farmakologis. Penanganan terhadap demam dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan non farmakologis maupun kombinasi keduanya. Tindakan farmakologis yaitu memberikan obat antipiretik.Sedangkan tindakan non farmakologis yaitu tindakan tambahan dalam menurunkan panas setelah pemberian obat antipiretik.Tindakan non farmakologis terhadap penurunan panas seperti memberikan minuman yang banyak, ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal, menggunakan pakaian yang tidak tebal, dan memberikan kompres (Kania, 2007).
Kompres hangat adalah tindakan denganmenggunakan kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh (Maharani, 2011).  Tindakan lain yang digunakan untuk menurunkan panas adalah tepid sponge. Tepid sponge merupakan suatu proseduruntuk meningkatkan kontrol kehilangan panas tubuh melalui evaporasi dan konduksi, yang biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami demam tinggi.Tujuan dilakukan tindakan tepid sponge yaitu untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien yang mengalami hipertermia (Hidayati, 2014).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian tindakan kompres hangat dan tepid sponge pada pasien demam terutama anak diharapkan dpat menurunkan suhu tubuh pasien. Kompres hangat pada area tubuh akan memberikan sinyal ke hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas di hipotalamus dirangsang, sistem afektor mengeluarkan sinyal untuk memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer.Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak, di bawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi.Vasodilatasi ini yang menyebabkan pembuangan atau kehilangan panas melalui kulit meningkat sehingga terjadi penurunan suhu tubuh.
BAB IV
SIMPULAN

Jadi dapat disimppulkan dari hasil penelitian ini perawat dapat melakukan dan mengajarkan penggunaan kompres hangat dan tepidsponge yang benar pada pasien dan jugadiharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk standar operasional prosedur (SOP) dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam secara non farmakologis. Pada pasien An.K tepidsponge lebih efektif menurunkan suhu tubuh dibandingkan dengan kompres hangat. Tepid sponge lebih efektif menurunkansuhu tubuh anak dengan demam dibandingkan dengan kompres hangat disebabkan adanya seka tubuh pada tepidsponge yang akan  mempercepatvasodilatasi pembuluh darah perifer diseluruh tubuh sehingga evaporasi panas dari kulit kelingkungan sekitar akan lebih cepat dibandingkan hasil yang diberikan oleh kompres hangat yang hanya mengandalkan dari stimulasi hipotalamus. Perbedaan luas rasio body surface area dengan jumlah luas washlap yang kontak dengan pembuluh darah perifer yang berbeda antara teknik kompres hangat dan tepid sponge akan turut memberikanperbedaan hasil terhadap percepatan penurunan suhu responden pada kedua kelompok perlakuan tersebut, dan teknik farmakolgis ini harus terus diterapkan baik di ruangan IGD maupun di ruangan perawatan terutama pad pasien anak.


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul, Pengantar IlmuKeperawatan Anak 1, SalembaMedika, Jakarta, 2005

Hidayati, R., dkk, Praktik LaboratoriumKeperawatan Jilid 1, Erlangga,Jakarta, 2014

Kania, Nia, penatalaksanaan Demam PadaAnak, Bandung, 2007, dari http://pustaka.unpad.ac.id/wpconte nt/uploads/2010/02/penatalaksanaa n demam pada_anak.pdf

Maharani, Lindya, perbandingan efektifitaspemberian kompres hangat dan tepid water sponge terhadap penurunan suhu tubuh balita yang mengalami demam di Puskesmas Rawat Inap Karya Wanita Rumbai Pesisir, Skripsi, Universitas Riau,2011, diperoleh tanggal 20 Januari 2015, dari https://www.scribd.com/doc/73195 543/all-ok

Purwanti, Sri, Pengaruh Kompres HangatTerhadap Perubahan Suhu Tubuh Pasien Anak Hipertermi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta, Skripsi, Surakarta, 2008,diperoleh tanggal 19 Januari 2015, dari http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bit stream/handle/123456789/484/2f.p df?sequence=1 RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, Data Penyakit RuangAlamanda Tahun 2014, RSUD dr.H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung, 2014

Said, Perbedaan Pengetahuan Ibu SebelumDanSesudahDiberikanPenyuluh anTentang PenagananAnak Dengan Demam Panas DiWilayah Kerja PuskesmasManggala Kabupaten TulangBawang Tahun 2014, Skipsi, PSIKUniversitas Malahayati, 2014

Setiawati, Pengaruh tepid sponge terhadappenurunan suhu tubuh dan kenyamanan pada anak usia pra sekolah dan sekolah yang mengalai demam di ruang perawatan anak Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung tahun 2009, Skripsi,Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Keperawatan, 2009, diperoleh tanggal 19 Januari 2015, dari http://www.digilib.ui.ac.id.

Setyowati, Lina, Hubungan TingkatPengetahuan Orang Tua Dengan Penanganan Demam Pada Anak Balita Di Kampung Bakalan Kadipiro Banjarsari Surakarta,Skripsi, STIKES PKU Muhamadiah Surakarta, 2013, dari http://stikespku.com/digilib/files/di sk1/1/stikes%20pku--linasetyow- 44-1-20101292.pdf

Sodikin, Prinsip Perawatan Demam PadaAnak, Pustaka Belajar, Yogyakarta,2012

Comments